Setelah Hyundai, Mazda Mulai Garap Kendaraan Listrik

Mazda (TrenAsia)

Pabrikan otomotif asal Jepang Mazda Motor Corporation sudah menggelontorkan dana sebesar 1,5 triliun Yen atau berkisar Rp169 triliun untuk beralih ke transisi kendaraan listrik. (Kurs 1 Yen Jepang: Rp112.770)

Mazda sudah merencanakan untuk beralih ke kendaraan listrik di tahun 2030. Saat ini Mazda sudah mempertimbangkan untuk berinvestasi pada produksi baterai kendaraan listrik.

Dilansir dari Smallcaps, strategi beralih ke kendaraan listrik sudah didukung oleh beberapa perusahaan patungan (joint venture) seperti MHHO Electric Drive untuk mengembangkan unit penggerak listrik.

Kemudian, ada Mazda Imasen Electric Drive untuk mengembangkan inverter, serta MCF Electric Drive untuk mengembangkan penggerak dari kendaraan listrik.

Kendati demikian, Mazda juga sudah menaikkan target penjualan kendaraan listriknya menjadi total 40% dari total penjualan global.

Saat ini untuk mengembangkan proyek kendaraan listriknya, Mazda sudah mengonfirmasi dan menyetujui untuk bekerja sama dengan beberapa perusahaan yang ada di Jepang.

Adapun perusahaan tersebut adalah  Rohm Co dan Imasen Electric Industrial untuk pengembangan inverter yang mengandung semikonduktor daya silikon-karbida. Perangkat itu adalah bagian inti dari unit penggerak listrik.

Kerja sama lain adalah dengan MHHO Electric Drive, Ondo Corporation, Hiroshima Alumunium Industry, dan Hirotec Corporation untuk mengembangkan teknologi produksi motor berefisiensi tinggi.

Selain itu, Mazda juga menggandeng MCF Electric Drive, Fukuta Electric & Machinery, dan Chuo Kaseihin yang bekerja sama dalam pengembangan teknologi motor baru.

Pihak Mazda mengatakan kerja sama tersebut akan menciptakan unit penggerak listrik dengan performa serta tingkat efisiensi yang tinggi.

Keraguan Adopsi Kendaraan Listrik

Sementara itu perusahaan otomotif Jepang yang lain yakni Toyota, merasa ragu untuk mengadopsi kendaraan listrik.

Dilansir dari Reuters, Toyota bahkan sampai memberikan diskon sebesar 10% untuk model anyarnya yaitu BZ4X di negara asalnya.

Menurut Presiden bagian penyewaan Toyota pada cabang KINTO Shinya Kotera seperti dilansir dari Teslarati.com, dengan adanya struktur pinjaman dan diskon, diharapkan dapat memberi insentif kepada pembeli di Jepang agar membeli unit Toyota BZ4X.

Sebagai informasi, adanya penarikan dari BZ4X secara global adalah karena terkait masalah keamanan yang serius.

Lebih lanjut, adapun kendala lain yang dihadapi oleh pembuatan kendaraan listrik di Jepang adalah kurangnya infrastrukutr pengisian daya.

Kedepannya Toyota masih mempertimbangkan apakah akan tetap menjual kendaraan listrik yang mereka produksi atau tidak.

Namun, jika dilihat dari banyaknya permintaan kendaraan listrik di kawasan Asia, Jepang lambat laun akan menyusul untuk memakai teknologi tersebut. 

Editor: Egi Caniago

Related Stories