GAYA HIDUP
Waspada Resesi di Indonesia, Hindari 3 Hal Berikut Ini
Resesi masih menjadi hal yang banyak dibicarakan. Meski demikan, Indonesia dipredikasi bakal jauh dari ancaman resesi lantaran pertumbuhan ekonomi yang stabil sejak setahun terakhir.
Walau begitu, tak adalah salahnya untuk mewaspadai bahwa resesi bisa saja terjadi kapanpun di manapun dengan cara yang tak terduga.
Berakar dari hal itu, berikut adalah 3 hal yang wajib Anda hindari saat resesi sedang melanda dunia.
1. Panik
Kebanyakan orang akan panik ketika mendengar bayang-bayang resesi. Padahal, hal yang wajib dilakukan sebetulnya adalah mengurangi kepanikan.
Saat resesi terjadi, sebaiknya Anda tak terburu-buru dalam mengambil setiap keputusan. Tak hanya itu, Anda harus membuat perencanaan matang dalam keuangan untuk mempersiapkan diri semisal resesi betul-betul terjadi.
2. Menambah utang
Saat resesi terjadi, jangan pernah berpikir untuk menambah utang. Sebab, suku bunga dipastikan naik ketika resesi terjadi demi mengimbangi inflasi yang terjadi.
Bertambahnya utang secara otomatis akan menambah pengeluaran karena biaya cicilan akan lebih tinggi. Celakanya, jika Anda terlambat dalam melakukan pembayaran atau bahkan tidak bisa membayarnya, maka skor kredit atau riwayat kredit Anda akan menjadi buruk.
- SAR Gabungan Bersama TRC Semen Padang Evakuasi 4 Korban Gempa di Desa Cijedil Cianjur
- Punya Saham di MCOL, Pengusaha Batu Bara Eddy Sugianto Tercatat sebagai Miliarder Baru
- Sri Mulyani Waspadai Perlambatan Sektor Manufaktur, Ada Apa ya?
3. Menahan Konsumsi
Saat resesi terjadi, kebanyakan orang akan berhemat. Padahal sebetulnya hal tersebut malah memperburuk kondidi ekonomi suatu negara yang sedang mengalami resesi.
Karenanya saat resesi terjadi, pemerintah menyarankan untuk tidak mengurangi konsumsi kebutuhan rumah tangga. Lebih baik jika menambah konsumsi agar roda ekonomi tetap berputar.
Di Indonesia sendiri, pemerintah biasanya memberi sejumlah bantuan atau upaya lain untuk mendorong daya beli masyarakat ketika terjadi ancaman resesi. Tujuannya, bantuan bisa terus mendorong anggaran belanja dan konsumsi masyarakat. (TrenAsia.com)