Nasional
Soimah Menuntut Keadilan untuk Almarhum Anaknya Terhadap Ponpres Modern Gontor
Sulit menerima kenyataan sangat dirasakan Soimah seorang ibu yang juga jurnalis di Palembang, saat mendapat kabar anak kebanggaanya yang sedang menimba ilmu, mondok di pesantren meninggal mendadak.
Anak pertama Soimah dan Rusdibdari 3 bersaudara Albar Mahdi (AM) meninggal pada pukul 06.45, Senin (22/8/2022) WIB di Pondok Pesantren Modern Gontor 1, Ponorogo, Jawa Timur.
"Saya selaku Umi dari Albar Mahdi siswa kelas 5i Pondok Modern Darussalam Gontor 1 Pusat Ponorogo asal Palembang mohon keadilan kepada semua pihak agar bisa membantu saya," kata Soimah dalam surat terbukanya, yang disebutkan telah disampaikan, sejak Rabu (31/8/2023).
Ia mengungkapkan miris, tragis dan menyakitkan hati saya dan keluarga tidak ada kabar sakit atau apapun itu dari anak saya.
"Tiba-tiba dapat kabar dari pengasuhan Gontor 1 telah meninggal dunia pada Senin, 22 Agustus 2022 pukul 10.20 padahal di surat keterangan yang kami terima meninggal pukul 06.45 WIB , ada apa! rentang waktu itu menjadi pertanyaan keluarga kami, " kata dia lagi dalam surat terbuka tersebut.
- Fakultas Ekonomi UMBY Lolos 10 Besar Pada Kompetisi GBMC
- China Diguncang Gempa Hebat
- Polda Jateng Sita 85,1 Ton BBM Pertalite dan Solar
- Hari Pelanggan Nasional 2022, BPJS Ketenagakerjaan Surakarta Komitmen Pelayanan Maksimal
"Karena mendengar berita itu kami sock dan tidak bisa berpikir apa-apa yang kami harap adalah kedatangan ananda ke Palembang meskipun hanya tinggal mayat, "
Akhirnya almarhum tiba di Palembang pada Selasa siang, 23 Agustus 2022 diantar oleh pihak Gontor 1 dipimpin ustad Agus itupun saya tidak tahu siapa ustad Agus itu hanya sebagai perwakilan.
Dihadapan pelayat yang memenuhi rumah saya disampaikan kronologi bahwa anak saya terjatuh akibat kelelahan mengikuti Perkemahan Kamis Jumat (Perkajum).
"Saat itu, anak saya dipercaya sebagai Ketua Perkemahan Kamis dan Jumat, mungkin alasan itu bisa kami terima bila sesuai dengan kenyataan kondisi mayat anak saya. Tetapi karena banyak laporan dari wali santri lainnya bahwa kronologi tidak demikian, kami pihak keluarga meminta agar mayat dibuka."
"Sungguh sebagai ibu saya tidak kuat melihat kondisi mayat anak saya demikian begitu juga dengan keluarga.Amarah tak terbendung kenapa laporan yang disampaikan berbeda dengan kenyataan yang diterima.
"Karena tidak sesuai, kami akhirnya menghubungi pihak forensik dan pihak rumah sakit sudah siap melakukan otopsi, "
Namun Soimaj mengatakan setelah didesak pihak dari Gontor 1 yang mengantar jenazah akhirnya mengakui bahwa anak saya meninggal akibat terjadi kekerasan.
"Saya pun tidak bisa membendung rasa penyesalan saya telah menitipkan anak saya di sebuah pondok pesantren yang nota bene nomor satu di Indonesia, " kata dia.
Setelah ada pengakuan telah terjadi tindak kekerasan di dalam pondok saya memutuskan untuk tidak jadi melakukan otopsi agar anak saya segera bisa dikubur mengingat sudah lebih dari satu hari perjalanan dan saya tidak rela tubuh anak saya diobrak-abrik.
Keputusan saya untuk tidak melanjutkan ke ranah hukum didasari banyak pertimbangan. Karena itu kami membuat surat terbuka yang intinya ingin ketemu sama Kyai di Gontor 1, pelaku dan keluarganya untuk duduk satu meja ingin tahu kronologis hingga meninggalnya anak kami.
"Tapi sampai saya membuat tulisan ini, Rabu 31 Agustus 2022 belum ada kabar atau balasan dari surat terbuka tersebut padahal kami selaku keluarga korban.
"Saya tidak ingin perjuangan anak saya Albar Mahdi siswa Kelas 5i Gontor 1 Ponorogo sia-sia. Jangan lagi ada korban-korban kekerasan bukan hanya di Gontor tetapi di pondok lainnya hingga menyebabkan nyawa melayang, tidak sebanding dengan harapan para orang tua dan wali santri untuk menitipkan anaknya di sebuah lembaga yang dapat mendidik ahlak para generasi berikutnya, " kata dia.
Surat terbuka tersehut diakhir, "
Semoga tulisan ini membuka mata masyarakat bahwa memperjuangkan kebenaran dibutuhkan keberanian. Dari saya,Soimah wali santri Albar Mahdi bin Rusdi yang masih berharap ini hanya MIMPI dan merasa anak saya belum pulang menimba ilmu, " kata dia.
Gontor Akui Adanya Kekerasan dan Minta Maaf
Atas nama Pimpinan Pondok Moder Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur,
Juru Bicara Pondok Modern Darussalam Gontor Noor Syahid secara terbuka menyampaikan minta maaf. Minta maaf secara tertulis dan melalui kanal YouTube telah disampaikan.
"saya selaku juru bicara pondok, dengan ini menyampaikan beberapa hal terkait wafatnya Almarhum Ananda AM, santri Gontor asal Palembang, pada han Senin pagi, 22 Agustus 2022," kata Juru Bicara Pondok Modern Darussalam Gontor Noor Syahid, Senin (5/9/2022).
Juru bicara gontor menyampaikan, Pertama, kami keluarga besar Pondok Modern Darussalam Gontor dengan ini memohon maaf sekaligus berbelasungkawa yang sebesar-besamya atas wafatnya Almarhum Ananda AM, khususnya kepada orangtua dan keluarga almarhum di Sumatera Selatan.
Kami sangat menyesalkan terjadinya peristiwa yang berujung pada wafatnya almarhum. Dan sebagai pondok pesantren yang concern terhadap pendidikan karakter anak, tentu kita semua berharap agar peristiwa seperti ini tidak terjadi lagi di kemudian hari.
Kami juga meminta maaf kepada orangtua dan keluarga almarhum, jika dalam proses pengantaran jenazah dianggap tidak jelas dan terbuka. Sekali lagi, kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya.
Kedua, berdasarkan temuan tim pengasuhan santri, kami memang menemukan adanya dugaan penganiayaan vang menvebabkan almarhum wafat. Menvikapi hal ini. kami langsung bertindak cepat dengan menindak/menghukum mereka yang terlibat dugaan penganiayaan tersebut.
Pada hari yang sama ketika almarhum wafat, kami juga langsung mengambi! tindakan tegas dengan menjatuhkan sanksi kepada santri yang diduga terlibat, yaitu dengan mengeluarkan yang bersangkutan dari Pondok Modern Darussalam Gontor secara permanen dan langsung mengantarkan mereka kepada orang tua mereka masing-masing. Pada prinsipnya kami, Pondok Modern Darussalam Gontor, tidak mentoleransi segala aksi kekerasan di dalam lingkungan pesantren, apa pun bentuknya, termasuk dalam kasus almarhum AM ini.
Poin ketiga, kami juga siap untuk mengikuti segala bentuk upaya dalam rangka penegakan hukum terkait peristiwa wafatnya Almarhum Ananda AM ini.
Hingga pernyataan resmi ini diterbitkan, kami pihak Pondok Modern Darussalam Gontor masih terus berusaha intens menjalin komunikasi dengan keluarga Almarhum Ananda AM untuk mendapatkan solusi-solusi terbaik dan untuk kemaslahatan bersama, kata Noor Syahid. (wongkito.co)