TEKNOLOGI
Waduh! PLN Segera Pensiunkan Beberapa PLTU Lebih Awal
Pemerintah terus berkomitmen menghentikan pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) baru. Bahkan pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 112 Tahun 2022 untuk menghentikan masa operasionalnya atau pensiun dini (early retirement).
Executive Vice President Power Generation and New Renewable Energy PLN, Herry Nugraha mengatakan, PLN berkolaborasi dengan Kementerian ESDM untuk menetapkan empat kriteria prioritas PLTU yang akan dipensiunkan dini.
"Kalau itu memang tidak memungkinkan dibangun karena mungkin space dan sebagainya, maka itu akan yang diutamakan untuk dilakukan retirement," ujar Herry saat Indonesia Sustainable Energy Week (ISEW) 2022 pada Senin, 10 Oktober 2022.
Pertama yang menjadi fokus pemerintah pada pemensiunan dini PLTU adalah pembangkit yang terletak di Pulau Jawa. Karena mempertimbangkan umur dan fungsi keandalan PLTU tersebut.
Herry menjelaskan, pertimbangan lokasi PLTU tersebut misalnya PLTU yang memasok listrik untuk lokasi dengan permintaan tertinggi, seperti kawasan industri atau DKI Jakarta, maka PLTU yang terletak jauh dari area tersebut akan diprioritaskan.
- Catat! Pemerintah Tetapkan Kalender Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2023
- Kebijakan DMO Sawit Sudah Tepat, Kata Kemendag RI
- Menteri PUPR: Tarif Tol Masih Normal hingga Akhir Tahun 2022
- Hello.... Kemendikbudristek Buka Beasiswa Unggulan Nih
Kedua dari sisi teknologi pembangkit, PLTU yang sudah tua atau pembangkit sub-critical akan sangat diutamakan untuk dihentikan. Ketiga PLTU yang tidak memungkinkan untuk mengimplementasikan teknologi penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon atau carbon capture, utilization, and storage (CCUS).
Tak ketinggalan kriteria PLTU yang akan diutamakan untuk pensiun yaitu dari sisi keandalan. PLTU yang memasok transmisi dengan tegangan ekstra tinggi yaitu 500 kV akan diutamakan daripada yang memasok transmisi 150 kV.
PLN telah menyiapkan langkah untuk mengimplementasikan program pensiun dini PLTU.
Pertama, dengan membangun jaringan grid substitusi untuk mengantisipasi pembangunan jenis pembangkit yang berbeda.
Kemudian, PLN memperhatikan dampak negatif kepada sosial ekonomi, seperti pekerja yang berada di tambang batu bara sampai di lingkungan PLTU itu sendiri. Dan PLN turut menyiapkan pembiayaan dan teknologi yang akan memengaruhi leverage cost of electricity. (TrenAsia.com)