Kamis, 15 Desember 2022 21:08 WIB
Penulis:Egi Caniago
Editor:Egi Caniago
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan pada periode Januari hingga November 2022 Indonesia melakukan impor beras 326,45 ribu ton.
Deputi Bidang Statistik dan Produksi BPS M Habibullah mengungkapkan impor beras ini didominasi oleh broken rice, atau beras pecah untuk pakan ternak dengan kode HS 10064090 dengan dominasi mencapai 87,15%.
"Impor beras terbesar sepanjang Januari–November 2022, berasal dari India dengan volume 157,97 ribu ton atau mencakup 48,39 persen dari total impor beras," ujar dia dalam konferensi pers Virtual, pada, Kamis, 15 Desember 2022.
Lalu Pakistan 68,72 ribu ton atau 21,05%, Thailand 51,58 ribu ton atau 15,8%, Vietnam 44,34 ribu ton atau sebesar 13,58% dan lainnya 3,85 ribu ton atau 1,18%.
Selain itu ada juga beras ketan, beras setengah giling atau giling seluruhnya sampai beras dipoles atau tidak mengkilap dengan kode HS (10063030) sebanyak 26,23 ribu ton atau share 8,03%.
Lalu ada juga beras wangi, beras setengah giling atau giling seluruhnya sebanyak 7,1 ribu ton atau 2,17%. Lalu beras setengah giling atau giling seluruhnya dari kode HS 1063030 hingga HS 10063099. Sebanyak 6,55 ribu ton dengan share 2,01%.
Ada juga impor beras basmati dalam kondisi setengah giling atau giling seluruhnya dengan kode HS 10063050 sebanyak 1,76 ribu dengan share 0,54%.
Selain itu ada Hom mali rice dalam kondisi beras setengah giling atau giling seluruhnya dengan kode HS 10063040. Sebanyak 300 kg dengan andil 0,09%. Kemudian jenis lainnya padi sekam untuk semai dengan kode HS 10061010, beras dalam sekam padi atau gabah dengan kode HS 10061090 dan beras sekam (merah), selain beras hom mali dengan kode HS 10062090. (TrenAsia.com)