Indonesia Masuk Fase Endemi

Para tenaga medis memberikan pelayanan vaksinasi COVID-19 di Kota Yogyakarta. (Jogjakota.go.id)

Ketua Satgas Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban meyakini, situasi Covid-19 di Indonesia saat ini telah memasuki fase endemi.

Menurutnya, hal tersebut berdasarkan sejumlah indikator epidemiologi yang telah membaik.

"Apakah Indonesia sudah masuk tahap endemi? Saya akan jawab ‘iya’,” kata Zubairi Djoerban, seperti dikutip dari Antara, Kamis (9/6/2022).

“Kenapa? Karena positivity rate-nya stabil di bawah 3 persen. Keterisian tempat tidur rumah sakit dan angka kematian juga rendah sekali," sambungnya.

Ia menambahkan, selama dua tahun lebih masyarakat Indonesia akrab dengan kata pandemi, dan saat ini mulai akrab juga dengan istilah transisi serta endemi.

Zubairi, yang berprofesi sebagai dokter spesialis penyakit dalam subspesialis hematologi-onkologi (kanker), juga mengatakan bahwa situasi Covid-19 saat ini memicu tanggapan beragam masyarakat, apakah Indonesia sudah masuk tahap endemi atau masih transisi, atau sudah endemi tapi masyarakat tidak menyadari hal itu.

Menjawab pertanyaan itu, Zubairi melaporkan angka kasus harian Covid-19 di Tanah Air yang saat ini sedang dalam kondisi yang sangat baik.

"Saat ini, memasuki bulan Juni, angka kasus di Indonesia selalu di bawah 400. Ini bagus sekali. Bandingkan dengan Amerika Serikat yang telah menyatakan endemi, namun kasusnya masih 70 ribu kasus per hari," ujarnya.
Terkait vaksinasi, ia menyambung, sasaran kelompok usia dewasa sudah lebih dari 70 persen.

"Usia lanjut kurang sedikit. Booster juga sudah mulai lumayan banyak. Kalau dibandingkan dengan negara lain, cakupan vaksinasi kita juga sudah lumayan bagus," katanya.

Menurutnya, jika dibandingkan dengan situasi negara tetangga, posisi kasus di Indonesia masih jauh di bawah rata-rata Singapura, Malaysia, Australia, apalagi Korea Utara yang saat ini ranking satu dunia.

Meskipun menuju ke tren positif, Zubari tetap mengingatkan seluruh pihak bahwa Covid-19 merupakan penyakit yang dinamis, yang sewaktu-waktu mungkin dapat meledak lagi.

"Jadi, masih ada kemungkinan terjadi kenaikan. Harus tetap waspada dan taat protokol kesehatan," katanya.

Editor: Redaksi
Bagikan

Related Stories