Nasional
Karo Punya Sentra Produksi Jeruk, Jokowi akan Bangun Jalan Senilai Rp164,8 Miliar
Presiden Joko Widodo menyampaikan akan membangun infrastruktur jalan di Kabupaten Karo, Sumatra Utara guna menunjang kegiatan produksi komoditas jeruk.
Hal itu disampaikan Kepala Negara usai meninjau kegiatan penanganan Jalan Liang Melas Datas, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara, yang merupakan akses menuju kawasan penghasil jeruk, Kampung Jeruk, pada Jumat, 4 Februari 2022.
Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, penanganan Jalan Liang Melas Datas sepanjang 37,2 kilometer tersebut akan membutuhkan biaya sebesar Rp164,8 miliar dengan masa pelaksanaan tahun anggaran 2022-2023.
"Setelah melihat di lapangan yang namanya kebutuhan jalan yang baik itu sangat sangat diperlukan karena menyangkut nanti struktur biaya dari yang namanya jeruk ini," katanya.
- Kebutuhan Meningkat, Tapi Penyaluran Gas Terganjal Kesiapan Infrastruktur Pipa
- Jokowi Tunjuk Bahlil Jadi Menteri ESDM Ad Interim
- Jokowi akan Berkemah di Titik Nol IKN Nusantara pada Momen Valentine Day Mendatang
Kabupaten Karo merupakan salah satu sentra produksi komoditas jeruk nasional. Selain dipasarkan di dalam negeri ke berbagai kota seperti Bandung, Jakarta, Semarang, Surabaya, dan beberapa kota lainnya, jeruk dari Karo juga telah merambah pasar luar negeri yakni Malaysia dan Singapura.
Jokowi memandang, kawasan pertanian jeruk di Kabupaten Karo memiliki potensi yang sangat besar. Namun, masih perlu perbaikan-perbaikan di sejumlah hal mulai dari struktur biaya hingga penjenamaan.
Dia berharap kegiatan penanganan Jalan Liang Melas Datas di Karo tersebut dapat membantu meringankan biaya logistik produksi jeruk di kawasan tersebut, sehingga harga jeruk yang dihasilkan para petani lokal dapat bersaing dengan jeruk impor.
"Dengan adanya perbaikan jalan produksi ini, struktur biaya menjadi terutama untuk ongkos logistik menjadi jatuh, akhirnya jeruknya bisa dikirim ke semua kota dengan harga yang kompetitif, tidak kalah dengan jeruk-jeruk impor," tandasnya.
Selain menurunkan biaya logistik, perbaikan jalan produksi juga dinilai akan meningkatkan keuntungan bagi para petani.
Oleh karena itu, pemerintah akan terus berupaya memperbaiki jalan-jalan produksi sehingga harga komoditas dalam negeri menjadi lebih kompetitif.
Kebutuhan jalan produksi untuk seluruh wilyah di Indonesia diperkirakan mencapai 40.000 kilometer (Km) guna menekan struktur biaya logistik yang mahal.
"Jangan sampai nanti harga jeruk di sini Rp5.000, ongkos kirimnya Rp8.000. Ga sambung nanti," tukasnya.
Jokowi juga telah menginstruksikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno untuk memperbaiki kemasan dan citra dari setiap komoditas yang dihasilkan para petani di Tanah Air sehingga memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
"Saya minta agar ini mulai dilakukan pengemasan yang lebih baik, membangun branding-nya lebih baik, ada di setiap jeruk QC check, semuanya akan mengangkat harga produk-produk petani kita," katanya.
Kepada Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, Jokowi mendorong dua hal, yakni pendampingan bagi para petani dan pupuk.
"Saya dari Toba mampir sini untuk melihat jalan. Saya melihat hasil produksi di Karo ini mungkin butuh pendampingan kecil untuk menaikkan kualitas produksi, yang pertama. Kemudian yang kedua urusan pupuk ini lebih bagus kalau disini organik," ucapnya. (TrenAsia.com)