KrediFazz dan AdaPundi Edukasi Mahasiswa Bukittinggi Seputar Fintech Lending

Director Kredifazz, Anita Wijanto (isrimewa)

PT FinAccel Digital Indonesia (KrediFazz) dan PT Info Tekno Siaga (AdaPundi) memperkenal fintech lending kepada para mahasiswa IAIN Kota Bukittinggi, Sumatera Barat. 

Kegiatan yang diselenggarakan secara virtual ini, dalam rangka Bulan Inklusi Keuangan yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Dimana pada momentum Bulan Inklusi Keuangan ini, dapat dilihat indeks literasi keuangan yang ada di Sumatera Barat.

Berdasarkan data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilakukan OJK pada 2019 menunjukkan indeks literasi keuangan mencapai 38,03 persen dan indeks inklusi keuangan 76,19 persen. 

Angka tersebut meningkat dibandingkan dengan hasil survei OJK pada 2016. Saat itu, indeks literasi keuangan mencapai 29,7 persen dan indeks inklusi keuangan 67,8 persen. 

Sedangkan indeks literasi keuangan di Sumatera Barat pada tahun 2019 hanya mencapai 34,55 persen dengan angka indeks inklusi keuangan Sumbar mencapai 66,75 persen, artinya dari 100 warga Sumbar baru 66 orang yang paham dan sudah punya akses ke lembaga keuangan formal.

Melihat kondisi itu, membuat PT FinAccel Digital Indonesia (KrediFazz) dan PT Info Tekno Siaga (AdaPundi) ikut andil dalam memberikan edukasi kepada para mahasiswa terkait fintech lending.

Director Kredifazz, Anita Wijanto, menjelaskan, pihaknya melihat potensi besar peningkatan ekonomi Sumatera Barat khususnya Kota Bukittinggi dengan kenaikan pesat penyaluran pinjaman, tak lepas dari peningkatan jumlah akun peminjam (borrower) dan pemberi pinjaman (lender), dengan pengguna aktif rentang usia produktif 19 sampai 34 tahun.

"Nah melihat dari indeks literasi keuangan itu, saya dari KrediFazz dan AdaPundi bersama-sama memberikan edukasi atau perkenalan seputar fintech lending. Artinya kita turut memberikan literasi keuangan secara masif," ujarnya melalui keterangan tertulis, Kamis 28 Oktober 2021.

Melihat pula dari kondisi industri teknologi finansial peer-to-peer (P2P) lending yang resmi, juga tampak mampu melanjutkan tren pertumbuhan penyaluran pinjaman bulanan ke angka Rp 13,65 triliun per Mei 2021 dengan total jumlah penyelenggara fintech peer-to-peer lending atau fintech lending yang terdaftar dan berizin di OJK adalah sebanyak 106 penyelenggara per 6 Oktober 2021.

Senior Marketing Manager AdaPundi, Michelle Stefania, menambahkan, pihaknya juga berharap dengan dilakukannya literasi keuangan itu, dapat menambah pengetahuan tentang fintech P2P lending serta memahami keuntungannya untuk masyarakat dan tetap waspada terhadap maraknya tawaran dari fintech ilegal.

Ia menyebutkan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) selaku asosiasi fintech lending juga mendukung peran aktif platform fintech lending yang turut menyuarakan gerakan 5M, yang dimaksud adalah, pertama mengabaikan iklan menggiurkan dari pinjaman dengan bunga besar. 

Kedua, melakukan pengecekan pinjaman dari situs resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan AFPI. Ketiga, memastikan legalitas dan rekam jejak digital platform pinjaman online. 

Keempat, meneliti syarat dan ketentuan pinjaman. Kelima, mewaspadai penyalahgunaan data pribadi.

Editor: Sutan Marajo

Related Stories