Pendapatan McDonalds Susut Rp1,8 Triliun Akibat Perang Rusia

Menu McDonald’s. Dok: mcdonalds.com

NEW YORK- Restoran cepat Saji McDonald’s memutuskan untuk hengkang dari Rusia pada Maret 2022. Langkah ini dilakukan sebagai aksi protes pada negeri Beruang Merah atas invasinya pada Ukraina akhir Februari lalu.

Restoran cepat saji yang familiar dengan ikon badutnya itu resmi cabut dari Rusia pada April. Sayangnya, aksi tersebut malah membuat McDonald’s rugi.

Mengutip dari New York Post pada Jumat, 29 Juli 2022, pendapatan McDonalds tercatat turun 3% pada kuartal kedua bulan April.

Kuartal ini, McDonald’s membukukan pendapatan kisaran US$5,72 miliar atau sekitar Rp85,9 triliun (asumsi kurs Rp15.000 per dolar AS).  Jumlah itu lebih rendah dari perkiraan Wall Streets US$5,8 miliar atau sekitar Rp87 triliun.

Laba McDonald’s juga mengalami penurunan drastis hingga nyaris setengahnya. Menurut laporan keuangan, Laba McDonald’s turun kisaran US$1,2 miliar atau kisaran Rp18 triliun setelah hengkang dari Rusia.

Turunnya laba perusahaan mencerminkan Rusia sebagai salah satu pasar internasional terbesar bagi perusahaan. Sebagai informasi, McDonald's memiliki 874 cabang di seluruh Rusia.

Selain karena alasan tersebut, McDonald’s juga menghadapi dampak inflasi yang saat ini melanda perekonomian dunia.

“Saat ini kita semua menghadapi peperangan di Eropa. Inflasi saat ini sedang berada di puncak tertinggi sejak 40 tahun, dan belum pernah terjadi sebelumnya,” ungkap Chief Executive, Chris Kempczinski seperti yang dilansir pada New York Post.

Tambahan informasi, McDonald’s kini memutuskan untuk menaikkan harga menunya hingga 8% dalam satu dekade terakhir. (TrenAsia.com)

Editor: Redaksi
Bagikan

Related Stories