Rekor Terbesar dalam Perdagangan China Rusia, Nilai Impor Capai Rp2,9 Kuadriliun

(null)

Perdagangan China dengan Rusia mencapai rekor baru pada tahun 2022. Hal ini menjadi tanda bahwa Moskow memperdalam kemitraannya dengan Beijing di tengah melemahnya sanksi Barat.

Mengutip Laporan Reuters Sabtu, 14 Januari 2023, impor dari dan ekspor ke Rusia mencapai US$190 miliar atau setara Rp2,9 kuadriliun tahun lalu. Menurut Administrasi Umum Bea Cukai China Perdagangan dengan Rusia kali ini termasuk 3% dari total volume perdagangan China tahun lalu.

Menilik data industri, ekspor kereta api Rusia dari bahan bakar gas cair ke China meningkat lebih dari dua kali lipat pada tahun 2022. Sementara itu, ekspor minyak Rusia naik 10% dalam 11 bulan pertama tahun 2022.

Naiknya ekspor Rusia ke China sebagian besar disebabkan oleh Rusia yang lebih condong ke China karena volume perdagangannya terpukul oleh sanksi Barat. Sebagaimana diketahui, baru-baru ini, UE melarang impor minyak Rusia melalui laut dan bergabung dengan batas harga G7 sebesar US$60 per barel.

Sanksi tersebut saat ini disinyalir merugikan Kremlin lebih dari US$170 juta per hari atau kisaran Rp2,6 triliun. Menurut perkiraan Think tank Finlandia, dan kerugian dapat mencapai US$300 juta atau Rp4,6 triliun per hari di bulan Februari ketika Uni Eropa melarang produk minyak bumi Rusia.

Meski volume perdagangan telah menembus rekor, perdagangan Rusia-China melambat tajam pada bulan Desember. Ekspor China ke Rusia naik 8,3% dari tahun lalu, turun dari laju tahunan November sebesar 17,9%. Dan impor dari Rusia naik 8,3%, turun dari 28,5% di bulan November.

Rusia telah berjuang untuk mengganti semua ekspor yang pernah dikirimnya ke Eropa dengan ekspor ke China dan India. Sementara 90% minyak mentah Rusia telah dialihkan ke Asia, sekarang dijual di bawah batas harga US$60 karena negara-negara menuntut diskon yang lebih besar.

Presiden Rusia Vladimir Putin telah vokal tentang kemungkinan pembalasan terhadap batas harga minyak. Aksi yang tampak dilakukannya adalah dengan memangkas produksi minyak mentah Rusia untuk mendongkrak harga minyak negara-negara Barat.

Sejauh ini, Moskow mengancam akan memangkas produksi minyaknya sebanyak 700.000 barel per hari , dan diperkirakan sudah kehilangan 1 juta barel per hari akibat dampak larangan minyak Uni Eropa. Bersama-sama, faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan harga minyak melambung melewati US$100. (TrenAsia.com)

Editor: Egi Caniago
Bagikan

Related Stories