Nasional
Stres dan Kesehatan Jantung: Mengungkap Fakta dan Mitos di Baliknya
JAKARTA - Banyak di antara kita percaya bahwa orang yang menderita penyakit jantung dan stroke seringkali memiliki tingkat stres yang tinggi. Namun, apakah klaim ini benar?
Seperti yang dilansir dari laman resmi Kemenkes, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal American Heart Association, orang dewasa dengan tekanan darah normal namun tingkat hormon stres yang tinggi memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengembangkan tekanan darah tinggi dan mengalami kejadian kardiovaskular dibandingkan dengan mereka yang memiliki kadar hormon stres yang lebih rendah.
Hal tersebut menunjukkan bahwa stres dan penyakit jantung memiliki keterkaitan yang kuat.
- Simak Cara Cek Bansos PKH 2024 Tahap 1
- Daftar Grup K-Pop dengan Merchandise Paling Laris di Toko SM Entertainment
- Indonesia Berpotensi Cuaca Ekstrem Selama Pancaroba Maret-April 2024, Waspada!
Penelitian juga menunjukkan bahwa paparan stres harian dan traumatis dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
Semakin banyak penelitian yang mengungkapkan hubungan antara pikiran, jantung, dan tubuh, menunjukkan bahwa pikiran seseorang dapat memengaruhi kesehatan kardiovaskuler mereka. Hormon stres seperti norepinefrin, epinefrin, dopamin, dan kortisol meningkat akibat stres dari berbagai aspek kehidupan, seperti pekerjaan, hubungan, atau masalah keuangan.
Norepinefrin, epinefrin, dan dopamin adalah katekolamin yang menjaga stabilitas sistem saraf otonom, sementara kortisol adalah hormon steroid yang dilepaskan saat seseorang mengalami stres. Penelitian juga menunjukkan bahwa peningkatan keempat hormon ini dikaitkan dengan peningkatan risiko hipertensi dan kejadian kardiovaskular.
Bagi banyak orang, stres yang berasal dari pekerjaan menjadi masalah utama. Sebagian besar karyawan menganggap pekerjaan sebagai sumber stres utama mereka.
Oleh karena itu, untuk mengurangi stres, penting untuk menetapkan prioritas dalam hidup dan menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Beraktivitas fisik, seperti olahraga teratur, meditasi, dan yoga, juga dapat membantu mengelola stres.
Tidur juga memiliki hubungan yang erat dengan stres. Stres dapat mengganggu tidur, dan kurang tidur dapat meningkatkan stres. Oleh karena itu, penting untuk menjaga pola tidur yang baik. Jika Anda merasa stres atau depresi Anda tidak kunjung mereda, penting untuk berbicara dengan teman, keluarga, atau profesional kesehatan untuk mendapatkan bantuan yang Anda butuhkan.
- Tahun 2024, BKKBN Rumuskan 4 Program Prioritas
- Rangkaian Ngusaba Kadasa Pura Ulun Danu Batur Berlangsung 30 Hari
- Ketahui Sejarah Penggunaan Hak Angket dari Masa ke Masa di Indonesia
Itu tadi penjelasan mengenai hubungan antara stres dengan munculnya penyakit jantung.
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Justina Nur Landhiani pada 28 Feb 2024